Monolog anak seorang pejuang

Jelmaan merentas bongkah sendu
Mengorba naluri merungkai pilu
Mengharungi gurun tanpa bayu
Menapaki perjuangan yang berliku

Lahirku,
Mengukir deretan senyuman sayu
Mengundang lautan kegembiraanmu
Membaja bibit kasih buat diriku
Kucupan sayu darimu sungguh menusuk kalbu

Hari demi hari yang dilalui
Hidupku dipenuhi dengan cahaya Ilahi
Setiap tingkahku untaian ‘bismillah’ engkau bicarakan
Agar daku mengenal permulaan segalanya.
Setiap silapku kau bisikkan dengan istighfar
Agar daku mengenal apa itu taubat dan dosa
Setiap nikmat yang dikecapi engkau bicarakan tahmid
Agar aku mensyukuri nikmt Rabbi
Bisikan zikrullah sentiasa bergema ditelingaku
Mengalir ke relung hatiku
Membuahkan rasa mengenal Tuhanku.

Dialah penerang jalan gelita
Penenang rasa yang bergelora
Pelembut hati yang durjana
Penyejuk jiwa yang membara
Pengubat luka dan bisa
Penghibur duka nestapa
Peransang semangat waja.

Alangkah beruntungnya hidupku
Kau tabah menghadapi kenakalanku
Tegar melayani karenahku
Sabar menghadapi tindak-tandukku
Yang adakalanya menguji dirimu
Namun,
Kau memujuk dirimu
Merawat lukamu
Dengan simpulan senyuman berpaksikan ketenangan

Dengan wasilah perjuangan ini menginsafi diri
Lalu hidup ini diisi
Dengan budi pekerti
Dengan amal bakti
Dengan iman dan budi

Aku menangis lantaran terharu
Kebijaksanaanmu mendidik diriku
Dengan acuan Islam yang tercinta
Dalam kesibukanmu memegang amanah sebagai pejuang
Dirimu tak jemu melayani diriku
Sifat sabarmu sungguh memikat kalbu
Kelembutan bicara menasihatiku
Tawadukmu itulah yang terindah bagiku

Wahai ummiku
Saban waktu diriku abdi digobokku
Senyum manismu menenang jiwaku
Kerlingan mengorak senyumku
Omelanmu mencuit hatiku.

Wahai Abiku
Didiklah daku setulus hatimu
Pimpinlah aku seikhlas hatimu
Belailah aku dengan sentuhanmu
Bekallah daku dengan ilmu
Moga hidupku dihiasi redhaNya

Aku tak ingin hanyut diabui keasyikan duniawi
Dibelenggu jahiliyyah memagari diri
Tersadung dalam kancah kealpaan
Lantaran masih bertapak
Legasi orientalis
Helah globalisasi
Memperhamba diri
Tamsilan daripada kekurangan
Tarbiah hati.

Ummi dan Abiku..
Disaat peluh menghiasi dirimu
Keluh membebani dirimu
Perjuangan tetap kau tempuh

Dengan iman yang teguh
Kau pimpin daku turut menyelusuri
jalan perjuangan ini
Walaupun kekuatanmu secangkir cuma
Masamu sedetik sahaja
Perjuangan kukuh menapak jua

Maafkan daku atas kesilapanku
Terhadapmu (ummi dan abiku)
Daku dambakan doamu
Menghiasi jalan hidupku
Agar sentiasa di landasan yang teguh
Tekadku,
Akan ku susuri jalan perjuanganmu
Menuju Tuhanku….

(Takbir) 3X

oleh : imtiyazkhairunnisa
masa : 12.07 pagi
tempat : pejabat

No comments:

Post a Comment